asbabun nuzul surat al hujurat ayat 13

SababunNuzul mengalami perkembangan dari yang asalnya berorientasi pada sumber riwayat hadis an sich menuju sababun nuzul mikro dan makro. Pengembangan ini dilakukan untuk membumikan Al-Quran sebagai kitab yang menyejarah, agar senantiasa dapat berdialog dengan realitas. Selain itu, kita juga semakin mudah menemukan makna dan signifikansi ayat. Bacaayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia 30 al baqarah ayat 207 31 asbabun+nuzul+surat+ar+rahman+ayat+33 32 tuhan 33 asbabun nuzul ar rahman ayat 33 34 dosa 35 ayat tentang sejarah 36 Menyesatkan 37 maryam 38 al baqarah ayat 228 39 Berharap kepada allah 40 Manusia 41 surat+yussuf+ayat+83 42 al baqarah ayat 30 43 hukum Bacaayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia riba 46 Benci 47 Al-Ankabut Ayat 43 48 langit 49 ilmu 50 al baqarah ayat 282 51 keadilan 52 ayat ayat tabungan dan investasi 53 al-maidah ayat 3 54 asbabun+nuzul+surat+ar+rahman+ayat+33 55 pohon 56 Puasa 57 al maidah ayat 2 58 Berusaha 59 al furqan ayat 67 60 hukum+tajwid+al Adavariasi penjelasan dari banyak pakar tafsir terhadap isi surat Al-Baqarah ayat 101, sebagiannya sebagaimana berikut: 📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia. Dan ketika Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam datang kepada mereka dengan membawa Alquran yang selaras dengan kandungan Taurat yang ada pada mereka, maka segolongan Adapumsumber primer yang digunakan adalah surat Al-hujurat ayat 9-13 dengan menggunakan metode tahlili. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat al-Hujurat ayat 9-13 meliputi: pertama sikap adil, Kedua persaudaraan, ketiga 누누티비 우회. PengaturanSettingsQur’anQur’an Per AyatQur’an Per verseQur’an Per KataQur’an Per wordWarna TemaThemeMode GelapDark ModeMode TerangLight ModeJenis PenulisanType of WritingUtsmaniIndopakUkuran TeksText SizePilih QoriChoose Qori Qur’an Al-Hujurat13 Asbabun yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. O mankind, indeed We have created you from male and female and made you peoples and tribes that you may know one another. Indeed, the most noble of you in the sight of Allah is the most righteous of you. Indeed, Allah is Knowing and Acquainted. يَـٰٓأَيُّهَا يٰۤاَيُّهَا wahai O mankind ٱلنَّاسُ النَّاسُ manusia O mankind إِنَّا اِنَّا sesungguhnya Kami Indeed, We خَلَقْنَـٰكُم خَلَقۡنٰكُمۡ Kami menciptakan Kamu created you ذَكَرٍۢ ذَكَرٍ laki-laki a male وَأُنثَىٰ وَّاُنۡثٰى dan perempuan and a female وَجَعَلْنَـٰكُمْ وَجَعَلۡنٰكُمۡ dan Kami jadikan kamu and We made you شُعُوبًۭا شُعُوۡبًا berbangsa-bangsa nations وَقَبَآئِلَ وَّقَبَآٮِٕلَ dan bersuku-suku and tribes لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ لِتَعَارَفُوۡا​ ؕ supaya kamu saling mengenal that you may know one another إِنَّ اِنَّ sesungguhnya Indeed أَكْرَمَكُمْ اَكۡرَمَكُمۡ paling mulia diantara kamu the most noble of you عِندَ عِنۡدَ di sisi near ٱللَّهِ اللّٰهِ Allah Allah أَتْقَىٰكُمْ ۚ اَ تۡقٰٮكُمۡ​ ؕ paling bertakwa diantara kamu is the most righteous of you إِنَّ اِنَّ sesungguhnya Indeed ٱللَّهَ اللّٰهَ Allah Allah عَلِيمٌ عَلِيۡمٌ Maha Mengetahui is All-Knower خَبِيرٌۭ خَبِيۡرٌ‏ Maha Melihat All-Aware Asbabun Nuzul Ayat 13 Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abi Malikah, ia berkata, “Pada saat terjadi penaklukkan Mekah, Bilal memanjat ke atas Ka’bah dan mengumandangkan adzan. Seseorang berkata, “Bukankah itu budak hitam yang sedang mengumandangkan adzan di atas Ka’bah?” Lantas seseorang berkata, “Sekiranya Allah marah, pasti Dia akan menggantinya dengan orang lain.” Allah pun menurunkan firman-Nya, “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.” Ibnu Asakir meriwayatkan dalam Mubhamatnya, “Aku menemukan keterangan dengan tulisan tangan Ibnu Basykawal bahwa Abu Bakar bin Abi Dawud meriwayatkan dalam tafsirnya bahwa ayat tersebut turun mengenai Abu Hind. Rasulullah ﷺ memerintahkan Bani Baydhah untuk mengawinkannya dengan seorang wanita dari mereka. Lantas orang-orang berkata, “Wahai Rasulullah, apakah kami akan menikahkan putri-putri kami dengan budak-budak kami.” Lantas turunlah ayat tersebut. Penjelasan kandungan Surat al-Hujurat ayat 13 sumber istimewa Asbabun nuzul Surat al-Hujurat berhubungan dengan berbagai macam persoalan. Adapun asbabun nuzul Surat al-Hujurat ayat 13 berkaitan dengan kesetaraan hak setiap manusia. - Surat al-Hujurat ayat 13 sangat menegaskan agar setiap manusia tidak menampakkan sikap diskriminatif. Setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Surat al-Hujurat ayat 13 mengajarkan umat manusia untuk tidak memandang rendah karena berdasarkan etnis, agama atau bangsa. Semuanya layak mendapatkan perilaku yang sama dan merata. Baca Tafsir Surat Al-An'am Ayat 108, Larangan Mencaci Sesembahan Agama Lain Etnis, agama atau suku tidak boleh mengahalangi antar umat manusia untuk saling menghargai. Ketika menjalani kehidupan bersama, mereka akan hidup berdampingan tanpa membedakan atau menanyakan agama, golongan atau etnis. Surat al-Hujurat ayat 13 pada mulanya merupakan teguran kepada sebagian umat Islam yang memandang rendah orang lain berdasarkan status sosial. Kemudian, turunlah Surat al-Hujurat ayat 13 sebagai respon atas perilaku diskriminasi tersebut. يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" QS. al-Hujurat 13. Baca Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 10, Persatuan Umat Islam Dalam kitab al-Durr Al-Mantsur fi Tafsir Bil-Ma'tsur, Imam Suyuthi menjelaskan dua kisah yang berkaitan dengan turunnya Surat al-Hujurat ayat 13. Iman Ibnu Mundzir, Imam Abu Hatim dan Imam Baihaqi di dalam kitab ad-Dalail dari Imam Abi Mulaikah menceritakan salah satu kisah yang berkaitan dengan turunnya ayat. Diceritakan, pada waktu peristiwa Fathu Makkah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan sahabat Bilal bin Rabah untuk adzan di atas Ka'bah. Melihat Bilal bin Rabah adzan, sebagain penduduk Makkah mengatakan dengan nada sumbang. Ada yang berkata, budak hitam inikah yang azan di atas Kabah? Ada pula yang berkata, Apakah Muhammad tidak menemukan selain burung gagak ini untuk berazan? Ada juga yang mengatakan, Jika Allah membencinya, tentu akan menggantinya. Kemudian, turunlah Surat al-Hujurat ayat 13 sebagai respon atas peristiwa tersebut. Respon tersebut merupakan bentuk nyata bahwa Islam menegaskan persamaan kedudukan manusia. Tidak ada pembeda antara manusia berdasarkan suku bangsa, etnis, keturunan, warna kulut atau berdasarkan status soaial. Di mata Allah SWT, manusia mempunyai status yang sama dan mendapatkan perlakuan yang sama pula. Yang membedakan adalah tingkat ketakwaannya kepada Allah SWT. Baca Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 70, Pentingnya Berkata Jujur Prinsip-prinsip egaliterisme yang terkandung dalam Surat al-Hujurat ayat 13 ini mendorong terciptanya kehidupan masyarakat yang sejahtera. Sebeb, egalitarisme merupakan pondasi dasar perdamaian dan kedaiaman dalam kehidupan bermasyarakat. Di dalam Surat al-Hujurat ayat 13 dijelaskan, bahwa Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan serta menjadikannya bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal dan memahami satu sama lain. Kata lita'arofu bukan hanya sebatas saling mengenal, akan tetapi sampai pada titik saling memahami karakteristik dan psikologi masing-masing kelompok yang ada. Dengan demikian, sikap fanatisme dan sentimen kelompok dapat terhindarkan. Segala perbedaan menurut Surat al-Hujurat ayat 13 harus dijadikan dasar terciptanya kehidupan yang penuh warna dan keberagaman. [ BAB III TAFSIR SURAT AL-HUJURAT AYAT 11-13 A. Asbabun Nuzul Berikut ini adalah bunyi lengkap surat al-Hujurat ayat 11-13 ⌦ ☺ ☺ ⌧ ☺ ⌧ 24 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk sesudah iman[1410] dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha” QS. Al-Hujurat 49 11-13 Dalam suatu riwayat, ayat 11 surat al-Hujurat turun berkenaan dengan seorang laki-laki yang mempunyai dua atau tiga nama. Orang itu sering dipanggil dengan nama tertentu yang tidak ia senangi. Maka turunlah ayat ini sebagai larangan memberi gelar kepada orang lain, dengan nama-nama gelar di zaman jahiliah yang sangat banyak. Ketika Nabi SAW memanggil seseorang dengan gelarnya, ada orang yang memberitahukan kepada beliau bahwa gelar itu tidak disukainya. Maka turunlah ayat yang melarang memanggil orang dewasa yang tidak disukainya. 1 Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat 12 surat al-Hujurat turun berkenaan dengan Salman al-Farisi yang apabila selesai makan ia terus tidur dan mendengkur. Pada waktu itu ada orang yang mempergunjingkan perbuatannya itu. Maka turunlah ayat ini yang melarang seseorang mengumpat menceritakan keaiban orang lain. 2 1 HQ Shaleh dan A Dahlan, Asbabun Nuzul, Bandung CV Penerbut Diponegoro, 1995, h. 473 2 HQ Shaleh dan A Dahlan, Asbabun Nuzul, Bandung CV Penerbut Diponegoro, 1995, h. 474 Sedangkan ayat 13 surat al-Hujurat turun ketika terjadi peristiwa penaklukan kota Makkah, Bilal naik ke atas panggung Ka’bah dan mengumandangkan azan. Berkatalah beberapa orang “apakah pantas budak hitam adzan di atas Ka’bah ?”. Maka berkatalah yang lainnya “Sekiranya Allah membenci orang ini, pasti Allah akan menggantinya”. Ayat ini turun sebagai penegasan bahwa dalam Islam tidak ada diskriminasi, dan yang paling mulia adalah yang paling takwa. 3 Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abi Mulaikah Dalam riwayat lain ayat ini turun berkenaan dengan Abi Hidin akan dikawinkan oleh Rasulullah kepada seorang wanita Bani Bayadlah. Bani Bayadlah berkata “Wahai Rasulullah pantaskah kalau kami mengawinkan puteri-puteri kami kepada budak-budak kami ?”. Ayat ini turun sebagai penjelasan bahwa dalam Islam tidak ada perbedaan antara bekas budak dengan orang merdeka. Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir di dalam kitab Mubhamad yang bersumber dari Abu bakar bin Abi Daud di dalam tafsirnya. B. Tafsir Surat al-Hujurat Ayat 11-13 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ﴿١١﴾ yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum ming qaumin 'asā ay yakụnụ khairam min-hum wa lā nisā`um min nisā`in 'asā ay yakunna khairam min-hunn, wa lā talmizū anfusakum wa lā tanābazụ bil-alqāb, bi`sa lismul-fusụqu ba'dal-īmān, wa mal lam yatub fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan jangan pula perempuan-perempuan mengolok-olokkan perempuan lain karena boleh jadi perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk fasik setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. 11 Sebab Turunnya Ayat Penyusun kitab sunan yang empat meriwayatkan dari Abu Jabirah Ibnudh-Dhahhak yang berkata, “Adakalanya seorang laki-laki memiliki dia atau tiga nama panggilan. Boleh jadi ia kemudian dipanggil dengan nama yang tidak disenanginya. Sebagai responsnya, turunlah ayat, “...dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk...” Imam At-Tirmidzi menyatakan bahwa riwayat ini berkualitas hasanImam Al-Hakim dan lainnya juga meriwayatkan, “Pada masa jahiliyyah dahulu, orang-orang biasa digelari dengan nama-nama tertentu. Suatu ketika, Rasulullah memanggil seorang laki-laki dengan gelarnya. Seseorang lalu berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya gelar yang engkau sebut itu adalah gelar yang tidak disenanginya.’ Allah menurunkan ayat, “...dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk...”Dalam riwayat Imam Ahmad yang juga dari Abu Jabirah disebutkan, “Ayat ini turun berkenaan dengan kami, Bani Salamah. Pada saat Nabi saw sampai di Madinah, setiap laki-laki dari kami pasti memiliki dua atau tiga nama panggilan. Suatu ketika, Nabi Saw memanggil salah seorang dari mereka dengan nama tertentu. Orang-orang lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia marah dengan panggilan tersebut.’ Tidak lama kemudian, turunlah ayat ini.” O believers! Avoid many suspicions, ˹for˺ indeed, some suspicions are sinful. And do not spy, nor backbite one another. Would any of you like to eat the flesh of their dead brother? You would despise that!1 And fear Allah. Surely Allah is ˹the˺ Accepter of Repentance, Most Merciful.

asbabun nuzul surat al hujurat ayat 13